Apa yang kita pikirkan ketika mendengar Kuta? Mungkin kita akan langsung teringat beach club, restoran berkelas, rumah makan hidden gem, pantai, pesta, kegembiraan, dan sebagainya.
Namun kita juga bisa menemukan spiritualitas di sini. Kita bisa menemukan sebuah kelenteng tua di Kuta yang bernama Leng Gwan Bio / Líng Yuán Miào (靈源廟) – belakangan berubah nama menjadi Vihara Dharmayana Kuta akibat aturan dari pemerintah Orde Baru. Berdasarkan prasasti yang ada, Leng Gwan Bio sudah ada sejak tahun 1876. Meski bukan yang tertua, Leng Goan Bio masih menjadi salah satu dari 5 Klenteng Tionghoa tertua di Bali dan pantas untuk dikunjungi.
Dewa utama dari Leng Gwan Bio / Vihara Dharmayana Kuta adalah Chén Fǔ Zhēn Rén (陈府真人) / Tan Hu Cin Jin — Pria Sejati Bermarga Tan.
Beliau berasal dari Guangdong dan berlayar ke Batavia (Jakarta), kemudian berlayar lagi hingga tiba di Blambangan, Bali. Tan Hu Cin Jin kemudian menjadi arsitek di kerajaan Blambangan dan kerajaan Mengwi. Beliau pun sempat mengalami upaya pembunuhan dari para pejabat raja, hingga akhirnya ia memilih mengasingkan diri di sebuah gunung dan mencapai moksha di sana.
Setelah melihat-lihat suasana kelenteng sejenak, saya membakar beberapa batang dupa dan mulai bersembahyang di sana, dengan urutan:
1. 天 / Tiān (Langit / Tuhan Yang Maha Esa)
2. 眾神 / Zhòng Shén (para dewa)
3. 陈府真人 / Chén Fǔ Zhēn Rén / Tan Hu Cin Jin (Pria Sejati Bermarga Tan)
4a. 关羽 / Guān Yǔ / Kwan Kong (Pahlawan Perang)
4b. 关平 / Guān Píng / Kwan Ping (Pahlawan Perang)
4c. 周倉 / Zhōu Cāng / Tjiu Djong (Tangan Kanan Kwan Kong)
5. 廣澤尊王 / Guǎng Zé Zūn Wáng / Kong Tek Cun Ong (Raja Berkah yang Melimpah)
6. 土地公 / tǔ dì gōng / Tho Ti Kong (Dewa Bumi)
7a. 虎將君 / Hǔ Jiàng Jūn / Houw Ciang Kun (Jendral Harimau)
7b. 马神 / Mǎ Shén / Ma Sin (Kuda Surgawi)
8. 龙神 / Lóng Shén / Lung Sen (Dewa Naga)
9. 舞狮 / Wǔ Shī / Barongsai
10. 太岁 / Tài Suì / Tai Sui (Dewa Bintang)
11. 释迦牟尼佛 / Shì Jiā Móu Ní Fó (Sang Buddha)
12. 觀音 / Guān Yīn / Kwan Im (Dewi Welas Asih)
13-16. 四面神 / Sì Miàn Shén / Four Faced God (Dewa Brahma)
Saya telah mengunjungi beberapa kelenteng di Bali, dan menurut saya kelenteng ini merupakan kelenteng yang paling ramai. Berbagai umat Buddha dan Konghucu, baik itu tua dan muda, datang bersembahyang dan menghaturkan rasa syukur. Mungkin karena lokasinya yang terletak di pusat kota.
Sungguh sebuah hidden gem spiritual di salah satu kawasan terpadat di Bali.