Toge Goreng Pak Inin Bogor, Legendaris Sejak 1985

Toge goreng adalah salah satu makanan khas Bogor. Penamaan makanan ini sebenarnya kurang tepat, sebab meskipun makanan ini disebut “toge goreng”, tetapi makanan ini tidak digoreng sama sekali. Bahan utamanya bisa ditebak, yakni tauge; tetapi alih-alih digoreng, tauge justru direbus singkat lalu disajikan dengan oncom dan saus tauco yang gurih. Di Jakarta saya masih bisa menemukan pedagang toge goreng yang berjualan keliling dari gang ke gang, tetapi saya penasaran, bagaimana rasa otentik toge goreng dari Bogor?

Saya kemudian mengetahui bahwa di Kota Bogor terdapat penjual toge goreng yang sudah legendaris, yakni sejak tahun 1985. Lokasinya tidak jauh dari Kebun Raya Bogor dan Jl. Suryakencana, tepatnya di sebuah gang di Jalan Juanda. Memang sedikit sulit untuk mencarinya, maka dari itu saya sangat menyarankan untuk menggunakan Google Map. Patokan termudah untuk menemukannya adalah, Toge Goreng Pak Inin berada di Gang Sukalaya yang berada di samping Hotel Royal Bogor.

Lokasinya yang berada di dalam gang dan hanya berupa gerobak sempat membuat saya ragu. Namun karena saya sudah kadung datang, maka saya tetap memesan seporsi toge goreng. Hidangan langsung disiapkan begitu kita memesan, dan tak lama sepiring toge goreng pun datang. Tampilannya menggugah sekali.

Dalam seporsi toge goreng ini kita bisa mendapatkan tauge rebus, lontong, mie basah, potongan oncom, dan tahu. Bahan-bahan tersebut kemudian disiram dengan saus kental bertekstur yang terbuat dari campuran tauco, oncom, dan tomat yang dihaluskan. Tak lupa saya juga mengambil sekeping kerupuk mie.

Saya langsung menyendok suapan pertama dan memasukannya ke dalam mulut. Rasanya segar sekali! Tauge yang direbus sebentar memberikan rasa yang segar dengan tekstur yang masih renyah, kemudian bercampur dengan saus tauco yang manis, asin, gurih, dan asam segar. Rasa asam segar yang sangat ringan berasal dari tomat, ditambah dengan rasa asin gurih dari tauco, sedangkan rasa manisnya berasal dari kecap. Meskipun berbahan sederhana, tetapi rasa hidangan ini ramai sekali. Rasa toge goreng di sini sangat berbeda dengan toge goreng yang selama ini saya cicipi, tentu saja yang ini jauh lebih enak. Oh iya, toge goreng di sini dimasak secara tradisional dengan menggunakan kompor kayu bakar.

Selain itu, keunikan dari hidangan Pak Inin adalah lontongnya. Lontong di sini tidak dibungkus dengan daun pisang, melainkan dengan daun patat, daun dari sejenis tanaman ganyong yang umum ditemui di Bogor. Lontong yang dibungkus dengan daun patat ini juga merupakan bahan utama dari doclang, hidangan tradisional Bogor lainnya. Entah karena menggunakan daun patat atau memang cara memasaknya yang tepat, lontongnya empuk sekali. Pulen.

Toge goreng Pak Inin tergolong legendaris karena sudah ada sejak tahun 1985. Konon, toge goreng ini merupakan langganan dari para BUMN jika hendak menyelenggarakan acara. Tidak heran sih, sebab rasanya memang enak sekali.

Seporsi toge goreng dihargai Rp19.000. Harga yang masih wajar. Sekeping kerupuk mie dihargai Rp5.000 (ukurannya besar), dan segelas teh hangat tawar diberi gratis.

Rasanya saya akan merindukan toge goreng Pak Inin ketika sudah kembali ke Jakarta (kenyataannya, saat saya sedang menulis ini, saya sudah kepingin menyantapnya lagi!). Sangat recommended.

Toge Goreng Pak Inin
Gang Sukalaya, Jl. Ir. H. Juanda
Paledang, Bogor, Jawa Barat
Jam operasional: 09.00 – 15.00

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.