Mencicipi Dua Mie Bakso Legendaris dari Tasikmalaya: Mie Bakso Laksana dan Gunung Pereng

Tasikmalaya dan mie bakso, dua hal yang nyaris tidak bisa dipisahkan. Walaupun nasi tutug oncom dan nasi cikur menjadi makanan andalan kota yang dijuluki Mutiara Priangan ini, tapi menu mie bakso juga menjadi menu favorit. Terbukti dari mudahnya menemukan pedagang mie bakso yang nyaris ada di setiap tikungan jalan di kota santri ini.

Di antara banyaknya pedagang mie bakso di Tasikmalaya, ada dua tempat yang dianggap legendaris dan wajib didatangi ketika berkunjung. Pertama adalah rumah makan “Mie Baso Laksana” yang direkomendasikan oleh netizen dan dianggap sebagai mie bakso terenak di Tasikmalaya; dan yang kedua adalah kedai “Mie Baso Gunung Pereng” yang direkomendasikan oleh teman saya yang merupakan seorang pecinta kuliner juga. Kebetulan, ketika berkunjung ke Tasikmalaya pada Desember 2018 silam, saya mencicipi mie bakso di kedua tempat itu.

(Oh iya, mie bakso di kota ini disebut dengan mie baso, tanpa huruf k).

Mie Baso Laksana

Saya penasaran dengan Mie Baso Laksana karena digadang-gadang sebagai tempat makan mie bakso paling enak di Tasikmalaya. Tempatnya besar dan cukup mewah, tetapi masih mempertahankan suasana gedung ala tahun 70an. Ketika saya datang, tempat ini ramai sekali. Terletak di pusat kota, rumah makan Mie Baso Laksana sangat mudah dicari karena gedungnya yang besar dan mencolok.

Menunya beragam, tetapi yang paling utama tentu mie bakso. Pilihan mie baksonya bisa manis dengan tambahan kecap manis yang disebut yamin, atau yang asin tanpa tambahan kecap manis. Sebenarnya keduanya sama enak, tetapi kali itu saya mencoba yamin.

Tak lama dipesan, semangkuk mie bakso pun tersaji. Rasanya enak, tapi tidak istimewa seperti ekspektasi saya. Minyak bawang menjadi andalan mie ini. Perlu diakui kekenyalan mienya pas, ditambah dengan sambal bawangnya yang enak sekali (dan menurut saya sambal bawang inilah andalannya). Empat butir bakso sapi ditambahkan sebagai pelengkap. Meski baksonya juga dijagokan oleh orang-orang, tetapi di lidah saya terasa biasa saja. Secara keseluruhan, mie bakso Laksana memang enak, tetapi tidak terlalu beda dari mie ayam dan mie bakso lainnya yang pernah saya cicipi di Jakarta; sehingga saya tidak merasakan keistimewaannya. Namun tetap rumah makan Laksana ini perlu dikunjungi apabila anda sedang berada di Tasikmalaya.

mie baso laksana

mie baso laksana

Mie Baso Gunung Pereng

Saya mendapatkan informasi mengenai Mie Baso Gunung Pereng dari teman saya yang pernah tinggal di Tasikmalaya. Katanya di sinilah mie bakso terenak di Tasikmalaya. Letaknya di Jl. Veteran yang berada di pusat kota sehingga mudah dijangkau, tetapi cukup sulit ditemui karena tidak ada papan petunjuk besar sehingga kita harus jeli mencarinya.

Sama seperti Mie Baso Laksana, menu andalan kedai ini adalah mie bakso dengan pilihan yamin (manis) atau asin. Keunikan dari tempat ini adalah metode masaknya yang masih menggunakan arang, sehingga ada aroma khas yang menambah selera. Kali ini,s saya memilih mie asin.

Tak lama, semangkuk mie bakso juga tersaji. Berbeda dengan mie bakso Laksana yang menyajikan mie dengan topping ayam, maka di Gunung Pereng topping-nya adalah daging babi. Kekuatan dari mie bakso di sini adalah penggunaan minyak babi yang mengangkat aroma. Baksonya yang dibuat homemade juga lebih kenyal dan lebih enak. Secara keseluruhan, saya lebih menyukai mie bakso di Gunung Pereng daripada Laksana (namun dari segi harga juga lebih mahal).

mie baso gn pereng

mie baso gn pereng

Oh iya, kedai Mie Baso Gunung Pereng masih tradisional, dengan berbagai kalender jadul ala rumah makan tradisional Tionghoa.

Jadi, Coba yang Mana?

Bila anda non-muslim, saya merekomendasikan Mie Baso Gunung Pereng karena aromanya lebih menggugah selera. Baksonya juga lebih kenyal dan lebih enak. Tetapi apabila anda tidak menyantap daging babi atau penasaran dengan mie bakso paling legendaris di Tasikmalaya, maka Mie Baso Laksana adalah pilihan yang tepat.

Silakan pilih yang paling sesuai dengan selera anda.

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *