Berawal dari sebuah tulisan yang saya baca di sebuah grup Facebook, menceritakan bahwa di tahun 1970an, ketika sang penulis masih tinggal di Sawah Besar, ia kerap mengunjungi sebuah kedai bakmie yang terletak di pasar Sawah Besar. Pada saat itu mie karet masih jarang ditemui di kawasan Sawah Besar dan sekitarnya, dan kedai tersebut ramai sekali bahkan sampai harus mengantri.
Puluhan tahun kemudian, kedai bakmie itu masih tetap ada di Pasar Sawah Besar. Namun kondisinya sudah berbeda, Pasar Sawah Besar sudah tidak seramai dulu, sehingga praktis penjualan kedai bakmie ini juga mengalami penurunan drastis. Di tulisan tersebut, banyak yang mengomentari bahwa kedai bakmie tersebut menyajikan hidangan mie karet ayam rebus yang lezat. Karena penasaran, saya mencoba untuk mampir ke sana.
Sekadar informasi, jangan datang lebih dari jam 09.30. Saya sudah mengalaminya. Kedai bakmie tersebut tutup awal sekali, yakni pada pukul 09.30. Hal ini karena pada pukul tersebut pasar sudah sepi, sehingga percuma masih membuka kedai pada jam tersebut. Maka kita perlu datang lebih pagi. Saya tiba pada pukul 08.00 di mana situasi pasar masih lumayan banyak pengunjung. Kedainya sangat mudah ditemukan, yakni berada di lantai 1 (naik satu kali tangga dari lantai dasar) dan hanya ada satu penjual bakmie di lantai tersebut. Tanpa plang nama, tetapi sebagian besar orang menyebutnya kedai bakmie Ci Wawa, sesuai dengan nama penjualnya.

Saya langsung memesan satu porsi mie ayam. Sambil mengamati kedai tersebut, saya mendapatkan bahwa meski bangunan pasar ini sudah tua, tetapi kondisi kedai tergolong layak dan bersih. Ukuran kedainya memang tidak besar, hanya ada tiga meja di sana dan mungkin hanya muat 10 orang. Namun tidak masalah, karena orang-orang lebih sering membeli dengan dibungkus pulang.
Tak lama seporsi bakmie pun tiba. Kesan pertama saya, wah porsinya kecil sekali. Saya langsung mengaduk mie yang disajikan bersama potongan ayam rebus, sawi hijau, dan kuah. Setelah menyuapkannya ke dalam mulut, ternyata rasa bakmienya enak!

Meski mienya disajikan bersama ayam rebus, tetapi saya mendapatkan aroma minyak babi yang menjadi bumbu utamanya. Rasa bakmienya gurih dan cenderung ke arah asin, yang menurut saya memang cocok disajikan bersama potongan ayam rebus. Tekstur mienya cukup keras, bahkan “ngelawan”. Nah, ini perkara selera. Ada sebagian orang yang menyukai tekstur bakmie karet yang keras, ada yang justru lebih menyukai tekstur bakmie karet yang lebih empuk. Anda bisa meminta agar bakmienya direbus lebih lama sehingga lebih empuk, jika Anda lebih menyukai tekstur bakmie yang empuk. Namun bagi saya yang menyukai tekstur bakmie karet yang lebih “alot”, menurut saya tekstur racikan bakmie Ci Wawa ini cocok cocok saja.
Hidangannya benar-benar sederhana, di tempat yang juga sederhana, tetapi menurut saya rasanya istimewa. Saya sudah pernah mencicipi berbagai bakmie karet di berbagai kedai, dan menurut saya bakmie di Pasar Sawah Besar ini tergolong lezat. Tidak kalah dengan hidangan bakmie karet di tempat lain yang sudah lebih terkenal, seperti Krekot maupun Acing. Menurut saya, rasanya bersaing.

Usai menyantap porsi bakmie yang ringan dan menenggak segelas teh tawar, saya langsung membayar. Rp20.000 ternyata. Harga yang wajar untuk bakmie di kawasan ini. Saya mungkin butuh porsi jumbo untuk lebih kenyang, tetapi untuk sarapan, bakmie dengan porsi kecil ternyata pas juga.
Secara umum, saya merekomendasikan kedai bakmie ini. Tersembunyi, tetapi rasanya enak dan harganya terjangkau. Jika masih sempat bangun pagi di akhir pekan, saya pasti akan datang lagi.
Bakmie Pasar Sawah Besar
Pasar Jaya Sawah Besar, Jl. Sawah Besar 1,
Taman Sari, Jakarta Barat
Buka sampai pukul 09.30
