Nasi Jagal khas Tangerang, Kurang Populer padahal Enak!

Selama ini yang saya tahu, kuliner tradisional khas Tangerang hanyalah laksa benteng dan bubur benteng, tetapi setelah saya mencari tahu lebih jauh, saya menemukan nama hidangan yang menarik: nasi jagal.

Dari namanya terlihat menarik. Nasi jagal ternyata hanya bisa ditemukan di sebuah kawasan di Tangerang yang bernama Bayur. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota Tangerang, namun daerahnya sudah tergolong agak “pinggir” sehingga suasananya sudah bukan suasana kota. Ketika saya tiba, tempatnya berada di dekat pemancingan dan di sepanjang jalan Bayur ini berjejer berbagai warung penjual menu yang sama: nasi jagal!

Saya sempat merasa bingung juga ingin memilih warung yang mana, sebab semua warung penampilannya sama: bangunan semi-permanen dengan papan yang sederhana sekali. Akhirnya saya memilih warung yang paling terlihat terang saja.

Ibu penjaga warung langsung menghampiri kami. Saya langsung pesan nasi jagal, tanpa banyak berpikir lagi. Nah, ternyata nasinya juga bisa digoreng. Oleh sebab itu, saya juga menambahkan pesanan nasi goreng jagal.

Sang ibu penjaga warung langsung masuk ke dalam warung dan menyalakan kompor. Suara kuali yang bergesekan dengan spatula pun terdengar.

Dan tibalah nasi jagal dengan nasi goreng jagal di atas meja.

Nasi jagal memiliki konsep yang sederhana sekali, yakni nasi putih yang diberikan topping tumisan sapi, bertabur bawang goreng. Warna tumisan sapinya hitam gelap, terlihat jelas campuran kecap manis yang dominan. Saya pun langsung menyuapkan nasi jagal ke dalam mulut. Enak! Tumisannya gurih sekali, dari aroma dan rasanya, nampak bahwa bumbu yang digunakan adalah bawang, kecap, dan sambal. Tapi saya menemukan satu aroma yang membuat nasi jagal memiliki aroma yang khas, yang saya dengar-dengar adalah petis. Pastinya rasanya manis, gurih, dan sedikit pedas. Di dalam tumisannya ada daging sapi, lemak sapi, dan beberapa potong jerohan (nampaknya usus dan hati). Campuran daging dan lemak sapi ini membuat tekstur makanan ini jadi cukup ramai: ada empuk daging dan kenyal lemak. Jika kurang pedas, tambahkan lagi saus sambal racikan warung yang rasanya pedas. Mantap!

Selanjutnya saya mencicipi nasi goreng jagal. Awalnya saya berekspektasi lebih, karena jika nasi putih dengan tumisan “jagal” saja sudah nikmat sekali, harusnya versi nasi gorengnya lebih enak lagi. Tapi ternyata nasi goreng jagal tidak seperti ekspektasi saya: nasi goreng dengan daging-tetelan sapi dan bumbu jagal. Rasanya jadi mirip seperti nasi goreng sapi saja. Meski demikian, tetap enak!

Usai menenggak teh tawar hangat yang saya pesan, perut saya pun terasa kenyang. Harga seporsi nasi jagal adalah Rp12.000 dan nasi goreng jagal adalah Rp13.000 (harga per Maret 2021). Harga yang terjangkau.

Menurut saya nasi jagal ini adalah hidangan khas Tangerang yang wajib dicoba. Jarang ditemui, padahal rasanya enak. Tapi biarkanlah nasi jagal ini hanya bisa ditemui di Jl. Bayur saja, agar menjadi kuliner khas Bayur, Tangerang.

Oh iya, warung-warung nasi jagal di sini buka 24 jam.

Warung Nasi Jagal
Jl. Raya Bayur, RT.02/RW.01
Koang Jaya, Tangerang
(buka 24 jam)

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *