Bakmi Aheng Taman Ratu: Mie Kawat 3 Topping

Jika Anda suka dengan bakmi karet dengan topping ayam rebus ala Bakmi Acang, Bakmi Acing, dan Bakmi Alok; maka Anda harus mencoba Bakmi Aheng juga. Bukan kenapa-kenapa, melainkan Bakmi Aheng masih memiliki “silsilah” yang dekat dengan ketiga brand bakmi karet yang legendaris itu.

Pada tahun 1960, di kawasan Petojo, berdirilah kedai Mie Ayam Istimewa yang dipelopori oleh tiga orang; yakni Asuk, Loa Ka Dut, dan sang pemilik tempat. Meski usaha bakmienya berkembang, namun Mie Ayam Istimewa tidak bisa bertahan lama. Mie Ayam Istimewa bubar, namun masing-masing pelopornya melanjutkan usaha bakmie tersebut dengan namanya masing-masing. Asuk, misalnya, membuka Bakmi Ayam Asuk di Sunter dibantu oleh anak angkatnya Aheng yang kemudian membuka Bakmi Aheng di kawasan Taman Ratu. Lalu, Loa Ka Dut meneruskan usaha bakmienya kepada anaknya Asui yang berjualan Bakmi Asui di Tanjung Duren, yang dibantu oleh Acing – kemudian membuka Bakmi Acing di Grogol. Anak Loa Ka Dut yang satunya lagi membuka Bakmi Acang di Grogol. Acang berjualan bakmi dibantu oleh Alok yang akhirnya juga membuka Bakmi Ayam Alok.

Kalau pusing bacanya, boleh di-skip, karena memang panjang, hehehe…

Intinya, baik bakmi Aheng ini masih memiliki hubungan sejarah dengan bakmi Asuk, Asui, Acang, Acing, dan Alok. Semuanya merupakan penjual bakmie yang terkenal dan legendaris di tempatnya masing-masing. Berhubung saya menyukai hidangan bakmi tersebut, saya pun penasaran untuk mencicipi Bakmi Aheng yang terletak di Taman Ratu.

Tempatnya tidak terlalu besar dan mencolok sehingga berpotensi terlewat. Gunakan Google Map untuk menemukan tempat. Aheng berjualan bakmie di pekarangan ruko yang beratapkan tenda. Tempatnya memang sederhana sekali, tetapi masih tergolong bersih sehingga tidak meragukan.

Saya langsung disambut oleh sepasang suami-istri yang menanyakan pesanan saya. Saya memesan semangkuk bakmie dengan topping ayam rebus, babi merah (charsiu), dan babi panggang asin (siobak). Tak lama, semangkuk bakmie kemudian tersaji di atas meja.

Tekstur bakmienya unik sekali. Tingkat kekenyalannya mirip seperti bakmie karet, tetapi ukurannya tipis seperti mie halus; jadilah mie halus yang tebal dan kenyal. Orang-orang menyebutnya mie kawat. Mie diracik dengan minyak babi sehingga aromanya harum dan rasanya gurih. Enak sekali. Topping ayam rebusnya empuk, setingkat dengan bakmi Acing dan Acang. Siobak-nya pun tergolong lezat: rasa asinnya pas dan ada sedikit tekstur renyah hasil pemanggangan. Sayangnya irisan siobak-nya tipis sekali, kalau lebih tebal mungkin akan lebih enak. Favorit saya, di luar dugaan, adalah charsiu! Dagingnya empuk dan rasanya manis gurih, saya juga mendapatkan sedikit tekstur renyah di bagian luarnya. Jarang sekali bisa mendapatkan tekstur charsiu seperti itu. Sedangkan rasa kuahnya tergolong biasa saja (kurang terasa kaldunya) dan saya tidak menemukan sayur di dalam hidangan ini, entah memang tidak ada atau harus diminta dulu.

Usai makan, saya langsung membayar. Semangkuk bakmie dengan tiga topping tersebut dihargai Rp47.000. Harga yang tergolong lumayan, tetapi sebenarnya setara sekali dengan rasa dan topping-nya.

Secara keseluruhan, rasa bakmienya tergolong enak dan istimewa, bahkan langsung saya masukkan ke dalam list bakmie favorit saya di Jakarta! Segi rasa enak, segi harga cukup, dan pelayanannya juga baik (penjualnya ramah). Saya sangat merekomendasikan bakmie ini, dan bahkan saya juga akan mengunjunginya lagi.

Bakmi Aheng – Taman Ratu
Ruko Taman Ratu Indah Blok A-2 No. 10-A,
Jl. Ratu Kemuning, Duri Kepa, Jakarta Barat
Jam operasional: setiap hari, 06.00-19.00

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *