Beberapa kali saya melewati jalan raya di depan RS Husada Mangga Besar dan selalu melihat tenda penjual Chinese food yang terlihat menarik. Namanya Sin Moy Kong. Saya jarang melihat penjual Chinese food tendaan, mungkin karena saya lahir dan besar di daerah Penjaringan, tempat penjual Chinese food biasanya berdagang di rumah atau ruko.
Saya mencari tahu tentang menu-menu Sin Moy Kong agar lain kali bila melewati tenda itu lagi, saya bisa mampir dan mencicipi hidangannya. Setelah mencari tahu di internet, ternyata Sin Moy Kong memiliki rumah makan sendiri di Krekot Bunder, Pasar Baru. Lebih menariknya lagi, Sin Moy Kong mengklaim bahwa mereka sudah ada sejak tahun 1913!
Pada tanggal 4 Februari 2024, usai saya beribadah pagi di Sunter, saya mampir ke Sin Moy Kong.
Pesanan pertama saya adalah mie goreng kucai yang merupakan menu favorit di sini. Selain itu, saya juga memesan ayam nanking yang saya anggap menarik karena gambarnya ditawarkan di lembar menu, juga lindung cah fumak.
Kira-kira 10 menit hidangan pun tiba.
Mie goreng kucai langsung menjadi sasaran utama saya. Meski digoreng hingga berwarna gelap, ternyata rasanya tidak manis, malah dominan gurih. Bisa disimpulkan bahwa mie goreng dibumbui dengan kecap jamur – bukan kecap manis – yang kerap menjadi bumbu masakan di Singapur dan Malaysia. Tekstur mienya cukup kenyal, dengan topping yang beragam mulai dari bakso ikan, irisan daging babi, telur, dan udang. Dan bagian terbaik dari mie goreng ini adalah aromanya yang sangat smoky! Ditambah dengan acar timun dan saus sambal, rasanya jadi semakin meriah.
Selanjutnya saya mencoba ayam nanking. Dari segi visual, hidangan ini terlihat menarik sekali. Tetapi setelah dicoba, saya merasa kecewa. Ayam nanking seharusnya berupa dada ayam yang dicampur dengan daging udang cincang dan adonan tepung, kemudian digoreng hingga kering dan disiram dengan saus asam manis maupun saus mentega. Namun ayam nanking yang saya makan sangat dominan tekstur kenyal tepung sagu / kanji, dan nyaris tidak terasa daging ayam maupun udangnya, lebih mirip menyantap bakwan kenyal. Untungnya, siraman saus asam manisnya yang segar sedikit memaafkan kekurangan hidangan ini.
Ketiga adalah lindung cah fumak, salah satu hidangan favorit saya. Potongan lindung atau belutnya besar-besar, menggugah selera sekali! Digoreng hingga kering, tekstur renyah khas lindung goreng seolah menghilangkan kekecewaan saya dari ayam nanking tadi. Kalau boleh memberi catatan, lindung gorengnya mungkin sedikit overcook sehingga warnanya terlalu coklat dan terasa sedikit gosong, tetapi masih termaafkan. Meski lindung cah fumaknya enak, tetapi rasanya masih kurang “nendang”. Bumbu khas hidangan ini, yakni tape ketan, kurang terasa di indra pengecapan saya. Ekspektasi saya, sedikit jejak rasa kecut segar khas tape ketan akan terasa, tetapi saya tidak mendapatkan jejak rasa ini.
Well, saya tidak tahu apakah kedua menu tersebut memang bukan menu yang menjadi kekuatan Sin Moy Kong, tetapi terlepas dari itu, ada beberapa nilai plus dari tempat ini:
- porsinya besar, bisa untuk 3 hingga 4 orang (sebenarnya setara dengan harganya),
- tempatnya nyaman dan bersih, meski tidak ber-AC,
- pelayanan ramah.
Berikut ini harga yang saya bayar:
- Mie goreng kucai: Rp60.000
- Ayam nanking: Rp65.000
- Lindung cah fumak: Rp74.000
- Teh tawar hangat: Rp3.000 / gelas
Penilaian:
- Rasa: B (Enak, standar Chinese food pada umumnya)
- Tempat: B+ (Bersih dan nyaman)
- Harga: B (Harga masih wajar, sesuai dengan porsinya)
- Pelayanan: B+ (sigap dan ramah)
Overall cocok untuk bersantap bersama keluarga.
Sin Moy Kong (Pusat)
Jl. Krekot Bunder Raya No.1,
Ps. Baru, Sawah Besar 10710
Buka setiap hari, jam 12 siang – 12 malam
Telp: 085893569964
Sin Moy Kong – Cabang Mangga Besar (depan RS Husada)
Jl. Mangga Besar Raya, Jakarta Pusat
Buka setiap hari, jam 5 sore – 12 malam
Telp: 085893189838