Chinese Food Paling Worth it di Jakarta: Bakmi 31 Glodok, Sejak 1985

Jika Anda sudah pernah membaca review saya tentang bakmi ayam di Bakmi 31 yang terletak di kawasan Toko Tiga Glodok, tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan tersebut. Setelah saya datang dua kali untuk mencicipi bakmi ayamnya, saya jadi tertarik dengan menu masakan Tionghoa (Chinese food) yang ditawarkan di restoran tersebut.

Meski letaknya agak tersembunyi (terletak di sebuah gang yang terletak di samping Petak Enam, samping kali) dan gedungnya sudah sangat jadul, namun tempatnya nyaman sekali. Full AC dan tenang. Pelayanannya pun ramah. Ditambah dengan rasa yang enak, saya jadi tertarik untuk mencicipi menu-menu lainnya.

Maka kali ini saya datang kembali (sesungguhnya juga dua kali, untuk mencoba Chinese food-nya) untuk mencicipi hidangan lainnya. Menu untuk bakmi berbeda dengan menu untuk Chinese food. Anda katakan saja ingin minta menu masakan, nanti akan disodorkan. Ada banyak sekali jenis hidangan, mulai dari ayam, sapi, udang, ikan, cumi, kodok, sampai sayuran. Namun tidak semua menu masih tersedia hingga sekarang, Anda perlu mengonfirmasi lagi kepada sang pelayan.

Baik, langsung saja saya review masakannya satu per satu.

Menu pertama yang saya pesan adalah ayam rebus, sebuah hidangan yang direkomendasikan oleh sang pelayan. Begitu pertama kali disajikan di atas meja, hidangan ini sudah terlihat sangat menggiurkan. Setengah ekor ayam rebus (bisa juga pesan seekor) disiram dengan tumisan minyak wijen, bawang putih, dan irisan jahe. Jadilah ayam rebus yang empuk dan gurih dengan aromatik rempah yang kaya. Tumisan bawang putih dan jahenya adalah kekuaan utama hidangan ini, meskipun agak oily. Saking enaknya, saya bisa menghabiskan sepiring nasi hanya dengan lauk ini saja.

Jika Anda datang ke Bakmi 31, saya sangat merekomendasikan Anda memesan menu ayam rebus ini. Mungkin ayam rebus paling enak yang pernah saya makan di kawasan Glodok.

Menu kedua adalah lumpia udang, sebuah menu sederhana tetapi selalu menarik. Begitu tersaji, lumpia udangnya terlihat enak. Potongannya tebal-tebal dan digoreng dengan warna kuning keemasan yang pas. Begitu dipotong dan disantap, wah benar saja, rasa udangnya kuat sekali! Penggunaan tepungnya tepat, hanya sebagai perekat saja dan sisanya adalah adonan udang. Sebelum digoreng, adonan udang cincang ini digulung dulu dengan telur dadar, kemudian dibalurkan tepung dan digoreng. Jadilah lumpia udang yang bertekstur, garing, dan enak. Saya suka sekali lumpia udangnya.

Menu ketiga adalah masakan ikan gurame. Di restoran ini, Anda bisa memesan “ikan gurame dua rasa”, yakni satu ekor ikan gurame diolah dengan dua macam masakan. Saya memesan sup ikan gurame talas dan gurame cah jamur kuping.

Sup ikan gurame talas merupakan hidangan yang “lembut” dan “nyaman”: ikan gurame dimasak kuah dengan sayur asin, tahu, dan potongan talas. Kuahnya berwarna putih susu, namun saya tidak menemukan aroma susu sama sekali, namun ada sedikit tekstur creamy. Rasanya lembut sekali, tidak terlalu gurih maupun asin. Tambahan potongan talas yang sudah direbus hingga lembut juga cocok sekali dicampurkan ke dalam kuah. Dan yang istimewa, guramenya dimasak dengan baik dan tidak berbau tanah. Hidangan ini sebenarnya comfort food sekali, dan rasanya sangat cocok di lidah generasi di atas saya; untuk generasi milenial seperti saya, mungkin rasanya kurang strong saja. Citarasanya jadul sekali (dalam konteks yang positif, tentunya).

Separuh bagian ikan gurame kemudian diolah menjadi gurame cah jamur kuping. Ini juga rekomendasi dari sang pelayan. Fillet daging gurame digoreng tanpa tepung terlebih dahulu, kemudian ditumis bersama dengan jamur kuping dan bawang bombay dengan kuah yang berkonsistensi kental. Bumbu dasar dari hidangan ini, berdasarkan indra pengecap dan penciuman saya, adalah saus tiram dengan sedikit tambahan minyak wijen. Rasanya gurih asin dan cukup strong. Daging gurame yang digoreng terlebih dahulu sebelum ditumis memberikan tekstur yang menarik, bagian luarnya sedikit renyah menuju lembut sedangkan bagian dalamnya lembut sekali. Jamur kupingnya renyah, dan potongan-potongan bawang bombay yang besar memberikan kontribusi rasa manis yang lembut di dalam hidangan ini.

Beberapa teman penasaran dengan sapo tahunya. Memang, dalam restoran Chinese food, sapo tahu adalah hidangan yang paling basic sehingga menjadi salah satu tolok ukur tentang kualitas masakan restoran tersebut. Kami mencoba memesan satu porsi. Disajikan dalam mangkuk tanah liat berukuran besar (ciri khas sapo), hidangan ini terlihat menarik: potongan tofu Jepang yang disajikan dengan irisan daging babi dan jamur shitake (hioko), bersama dengan kuah yang berkonsistensi cukup kental. Aroma minyak wijennya terasa cukup kuat, menjadi bumbu utama dari hidangan ini, di samping aroma saus tiram yang lumayan terasa. Potongan tofu-nya banyak sekali, saya sampai puas menyantapnya. Tofu digoreng terlebih dahulu sebelum dimasak kuah, sehingga memberikan tekstur renyah di luar dan lembut sekali di dalam. Jamur shitake diiris dan dimasak dengan baik, sehingga mengembang dan teksturnya renyah, tidak alot ataupun terlalu kenyal. Irisan daging babi memberikan variasi rasa dalam hidangan ini, meskipun kontribusinya tidak terlalu besar. Secara keseluruhan, sapo tahunya tergolong enak.

Tak disangka, meski melihat porsinya yang sangat besar, hidangan pun bisa dihabiskan. Perlu diketahui bahwa porsi hidangan di restoran ini besar sekali! Satu porsi bisa disantap oleh empat hingga lima orang. Jika Anda datang berdua atau bertiga, hati-hati jangan sampai memesan terlalu banyak menu karena bisa dipastikan Anda akan kekenyangan, tetapi kita boleh meminta untuk dibungkus bila tidak habis.

Namun meski porsinya besar (sekali), harganya tergolong murah. Harga sapo tahu dihargai Rp50.000, lumpia udang dihargai Rp70.000, ayam rebus dihargai Rp80.000, gurame yang dimasak sup + tumis dihargai Rp160.000 (sehingga masing-masing bisa diperkirakan Rp80.000). Nasi putihnya yang agak mahal, yakni Rp8.000 per piring, namun teh tawarnya gratis dan kita bisa terus-menerus meminta refill (harga per Januari 2021).

Untuk porsi yang sebesar itu dan suasana yang nyaman, hidangan di atas tergolong murah. Asumsikan saja Anda datang berempat dan memesan ayam rebus, lumpia udang, dan sapo tahu, maka perhitungannya kurang lebih sebagai berikut:

Ayam rebus (Rp80.000) + lumpia udang (Rp70.000) + sapo tahu (Rp50.000) + 4 porsi nasi putih (Rp32.000) = Rp232.000. Dibagi empat, satu orang hanya perlu membayar Rp60.000 saja. Itu sudah sampai kenyang.

Menurut saya, restoran ini benar-benar valuable. Tempat nyaman (full AC dan tenang), porsi besar, harga murah, dan rasanya enak. Saya sangat merekomendasikan tempat ini meski tempatnya agak tersembunyi. Namun restoran ini juga memiliki satu kekurangan, yakni durasi memasaknya yang lama. Saya bisa menunggu 20 menit hingga hidangan disajikan. Triknya, telpon dulu saja agar hidangan bisa dipersiapkan terlebih dahulu.

Sambil membayar, saya iseng bertanya kepada sang Asuk, sambil sedikit berteriak karena indra pendengaran Asuk yang sudah tidak terlalu bagus, “Sudah jualan dari tahun berapa, Suk?”

“Saya sudah dari 1985”.

“Wah, saya belum lahir tuh Suk.”

Asuk langsung tertawa kecil.

Bakmi 31
Jl. Toko Tiga Seberang No.33
Glodok, Jakarta Barat
Jam buka: 08.00 – 19.00
Telp: (021) 6294746

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *