Berburu Kuliner Legendaris di Gang Gloria, Glodok (Bagian 1): Kedai Kopi Legendaris, Nasi hingga Bakmie Campur, dan Bebek Peking Terenak Se-Jakarta

Ada salah satu spot kuliner favorit saya di Jakarta, yakni Glodok. Letaknya di kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, dekat sekali dengan Kota Tua. Karena sebagian besar warganya memang keturunan Tionghoa, maka daerah ini juga disebut sebagai Chinatown atau Pecinan Jakarta. Dan, sesuai dengan ciri ideal sebuah Pecinan, di tempat ini terdapat (1) kelenteng bersejarah, (2) pasar, dan (3) tempat makan. Di daerah ini terdapat Jin De Yuan yang merupakan salah satu kelenteng tertua di Jakarta (sayangnya sempat terbakar beberapa tahun lalu), pasar Petak Sembilan yang berjualan aneka keperluan sehari-hari dan perlengkapan sembahyang, dan yang paling penting: banyak tempat makan enak dan legendaris di sini! Mengapa saya sebut legendaris? Karena sebagian besar sudah berjualan selama puluhan tahun (bahkan ada yang sudah hampir 100 tahun, sampai diwariskan ke anaknya!). Spot-nya juga banyak, mau di pasar Petak Sembilan, Gang Tian Liong, Gedung Chandra, atau Gang Gloria.

Nah, pada tulisan kali ini saya ingin menyorot Gang Gloria. Sebenarnya nama tempat ini adalah Jl. Pintu Besar Selatan III, namun karena dulunya di sebelah gang ini terdapat sebuah gedung perbelanjaan bernama Gloria, maka akhirnya gang ini disebut dengan nama Gang Gloria. Sayangnya, gedung Gloria yang bersejarah itu terbakar habis pada tahun 2010, dan baru belakangan ini dibangun kembali mall baru yang bernama Chinatown Point.

Gang Gloria ini, bisa dikatakan pusatnya kuliner legendaris. Bahkan ibu saya sudah mengenal dan sering mencari makan di tempat ini dari sebelum beliau menikah. Gangnya sempit, lapak penjualnya padat dan berhimpitan. Secara sekilas tempat ini terlihat kurang meyakinkan. Tetapi bila sudah masuk, maka siap-siap untuk mencicipi masakan dari satu lapak ke lapak lainnya.

(Baca juga: Tidak Hanya Gang Gloria, Bisa Juga Wisata Kuliner di Gang Tian Liong, Glodok)

Ada beberapa catatan bila ingin mampir ke sini: gunakan pakaian casual! Karena tempatnya di gang sempit yang padat pengunjung, maka utamakan kenyamanan ketika berkunjung ke sini. Siap-siap dengan “sergapan” para penjual, mereka akan saling beradu suara menawarkan dagangannya kepada anda. Meski tempatnya sederhana, tapi jangan terlena, harga makanan di sini tergolong cukup mahal! Apalagi bila dibandingkan dengan makanan-makanan di Gang Tian Liong dan Pasar Petak Sembilan, yang harga makannya lebih murah. Namun menurut saya harga yang ditawarkan tersebut masih worth karena rasa yang disajikan memang enak.

Saking banyaknya penjual makanan di sini, maka tulisan saya tentang kuliner legendaris di Gang Gloria akan terbagi dalam beberapa bagian, urutannya berdasarkan lokasi terluar menuju lokasi terdalam. Here they are:

1. Bakmie Amoy

Bakmie Amoy bisa dikatakan adalah penjual bakmie paling legendaris di gang ini! Bahkan ibu saya mengatakan bahwa bakmie ini salah satu bakmie favoritnya ketika berkunjung ke Glodok. Memang sih, tempat ini nampak selalu ramai, apalagi pada jam makan siang, tempatnya sampai penuh!

bakmie amoy

Menunya beragam, ada nasi campur, bakmie ayam, bakmie babi, bakmie campur, bihun, kwetiaw, dan locupan. Favorit saya adalah bakmie campurnya. Semangkuk bakmie dengan irisan daging babi kecap, char siu (babi saus merah), dan samcan tersaji bersama kuah kaldu. Tidak heran bila bakmie di sini laris manis, sebab rasanya memang enak!

Dan menu andalan bakmie Amoy sebenarnya adalah baso goreng. Adonannya dibuat di tempat dan digoreng langsung di tempat. Wajib coba, apalagi jika basonya masih hangat setelah digoreng. Lapisan luarnya renyah, sedangkan bagian dalamnya empuk sekali. Cincangan udang dan dagingnya lumayan terasa. Banyak teman-teman saya yang saya ajak makan di sini dan menggemari baso gorengnya.

bakmie amoy

2. Hosana dan BOK

Bila datang pada saat Bakmie Amoy sedang ramai sekali, maka ada 2 alternatif yang bisa kita coba, yakni Hosana dan BOK. Keduanya memiliki menu yang mirip dengan Amoy, bahkan lokasinya juga saling berderetan. Dari depan gang anda akan melihat BOK dan Hosana terlebih dahulu baru melihat Bakmie Amoy.

nasi campur hosana

Meski tidak seterkenal Amoy, tetapi keduanya bukan berarti tidak enak. Saya pernah mencoba seporsi bakmie campur di Hosana, rasanya enak! Seporsi bakmie dengan minyak bawang disajikan dengan campuran char siu (babi panggang saus merah), samcan goreng, ayam rebus, ngohiong, sosis babi (lapciong), telur rebus, daging babi cincang masak kecap, dan sate babi. Lauknya justru lebih beragam dari bakmie campur di Bakmie Amoy! Samcan babinya tidak garing, tetapi char siu-nya enak. Nampaknya dipanggang dengan cukup lama sehingga bumbunya meresap, hanya saja teksturnya sedikit keras. Ayam rebusnya empuk sekali, dan sate babinya juga enak. Harganya Rp45ribu seporsi. Secara keseluruhan, bakmie campur di Hosana bisa bersaing dengan Amoy, bahkan saya rekomendasikan! Dengar-dengar, rasa nasi campurnya juga enak.

bakmie hosana

Sedangkan untuk BOK saya belum pernah mencobanya, tetapi bila saya lihat dari lemari etalase dan menunya, memiliki gaya masakan yang mirip dengan Amoy dan Hosana juga.

3. Kedai Kopi Tak Kie

Saya yakin sebagian besar pembaca pasti sudah tahu tempat ini! Sebuah kedai kopi yang amat legendaris karena sudah beroperasi sekitar 100 tahun lamanya! Tempat ini juga sudah terkenal baik karena viral di internet maupun word of mouth. Sering dikunjungi wisatawan, tokoh publik, dan menjadi lokasi shooting film. Sesuai namanya, Tak Kie hanya berjualan kopi, sedangkan untuk makanannya bisa dibeli dari lapak-lapak di depan kedai (bakmie amoy, nasi campur, siomay, dan lain-lain).

es kopi tak kie

Pilihannya hanya ada kopi hitam dan kopi susu. Baik keduanya sama-sama juara. Kopi hitamnya menggunakan kopi asal Lampung. Aromanya ringan dan sedikit asam. Sedangkan kopi susunya menjadi favorit sebagian besar pengunjung. Berbeda dengan latte di kedai-kedai kopi modern yang menggunakan susu cair segar, kopi susu di sini adalah ala peranakan, menggunakan susu kental manis. Konon, susu kental manis yang digunakan di sini harus menggunakan merk tertentu agar rasanya terus sama. Komposisi susunya memang cukup dominan, tetapi berpadu dengan aroma kopi. Oh iya, rasanya manis sekali sehingga bila yang tidak terbiasa meminum kopi susu manis bisa meminta agar tidak menambahkan gula lagi dalam campuran kopi susunya. Baik untuk kopi hitam maupun kopi susu bisa dipesan panas maupun dingin dengan es batu.

kopi tak kie

Tidak ada wifi di sini, sehingga suasana kedai kopi yang tradisional dan autentik sangat terasa. Semulanya kedai kopi adalah tempat untuk orang-orang bertemu dan berbincang sambil menyesap kopi. Maka, datanglah dan simpan gawai dalam kantung celana anda, gunakan waktu yang ada untuk berbincang dengan teman semeja anda.

Syarat kedai kopi yang autentik terpenuhi di tempat ini:

  1. Tidak ada wifi,
  2. Menyajikan kopi dengan tatacara penyeduhan yang tradisional,
  3. Makanan dipesan dari penjual-penjual di sekitar, dan
  4. Di sini kita bisa menemukan orang-orang tua yang mencelupkan cakwe ke dalam kopi sebelum disantap 😉

NB: datang sebelum jam 1 siang, sebab biasanya pada jam 1 Tak Kie mulai kehabisan kopi dan kedai akan segera ditutup.

4. Nasi Campur Atak

Tepat di depan Tak Kie, kita akan melihat seorang bapak-bapak tua yang menawarkan nasi campur dengan sebuah etalase kecil. Tidak ada plang nama atau merk untuk menyebut lapak nasi campur ini, tetapi nama sang penjual adalah Atak sehingga beberapa orang menyebutnya nasi campur Atak. Meski tidak sepopuler Bakmie Amoy atau Tak Kie, tetapi Koh Atak sudah konsisten berjualan nasi campur sejak tahun 1950an ketika masih berusia belasan tahun. Such a nasi campur specialist. Di sini, kita bisa memesan seporsi nasi campur (dengan nasi putih ataupun nasi hainam) dan menyantapnya di pinggir gang, di dalam Tak Kie, atau dibungkus pulang.

nasi campur atak

Saya memesan nasi hainam campur. Isiannya ada char siu (babi saus merah), samcan babi, irisan otak-otak goreng, ayam rebus, telur, hati ayam, dan setusuk sate babi; dilengkapi dengan kuah sayur asin. Lengkap dan meriah! Baik char siu dan samcan babinya dimasak empuk, yang menurut saya adalah salah satu keunggulan dari nasi campur ini. Sate babinya juga bertekstur padat dan gurih. Dan yang paling khas justru ada di nasinya: nasi hainamnya harum dan disiram dengan saus BBQ yang gurih manis. Saus BBQ inilah yang memberikan citarasa unik dalam nasi campur ini.

nasi campur koh atak

Dua porsi nasi hainam campur dengan dua gelas es teh manis dihargai sekitar Rp80ribuan (harga Juni 2019), menurut saya adalah harga yang worth. Sebagai catatan, saya pernah sekali datang ke sini dan nasinya sedang lembek sekali, padahal biasanya pulen. Mungkin karena faktor Koh Atak yang sudah tua sehingga terjadi kesalahan prosedur ketika sedang memasak nasi.

Oh iya, bagi yang ingin pesan untuk acara-acara pribadi juga bisa. Koh Atak ada mencantumkan nomor ponselnya. Meskipun bukan nasi campur terbaik di sekitar Glodok, menurut saya nasi campur dengan lauk meriah dan harga di bawah Rp50ribu per porsi masih cukup worth it.

(Baca juga: Tidak Hanya Gang Gloria, Bisa Juga Wisata Kuliner di Gang Tian Liong, Glodok)

5. Siomay Lim Asiung

Meski harganya cukup mahal (Rp8ribu per pcs), tapi siomay ini boleh dicoba ketika sedang asik menyeruput kopi di Tak Kie. Lokasi gerobaknya ada di depan Tak Kie, persis berseberangan dengan gerobak nasi campur Koh Atak. Pilihannya ada banyak: siomay, siomay telur, telur rebus, siomay kulit tahu, pare, atau tahu. Favorit saya tentu siomay dan kulit tahunya. Teksturnya kenyal, dengan sedikit tekstur renyah yang saya duga berasal dari irisan sayuran (nampaknya sayur kol). Rasa ikan tenggirinya juga cukup kuat, sehingga membuat saya merasa harga Rp8ribu per buah masih masuk akal.

siomay lim asiung

siomay lim asiung

Meskipun bukan the best siomay in town, tetapi banyak juga yang kangen dengan siomay ini dan datang untuk menyantapnya.

6. Soto Betawi Afung

Salah satu soto betawi terenak saya temukan di Gang Gloria ini. Letaknya tidak jauh setelah melewati Kedai Kopi Tak Kie, berupa sebuah kedai kecil. Biasanya pada jam makan siang ramai sekali, sehingga jika anda tidak ingin menunggu lama anda bisa datang pada sebelum jam makan siang.

soto betawi afung glodok

Bila dilihat sekilas, sotonya memang biasa saja: potongan daging sapi dengan potongan kentang goreng, tomat, rajangan daun bawang, kemudian diguyur dengan kuah santan berwarna kuning pucat. Tetapi setelah suapan pertama masuk ke dalam mulut, maka keistimewaan soto ini akan terasa. Kuahnya gurih dan nikmat sekali. Aroma kaldunya cukup kuat, dengan santan yang terasa ringan sehingga tidak membuat eneg. Dagingnya juga melimpah, meski harga yang ditebus tergolong mahal bila dibandingkan dengan soto betawi di tempat lain: sekitar Rp40ribu per porsi.

soto betawi afung glodok

soto betawi afung glodok

Bagi yang enggan untuk menyantap soto ini di Gang Gloria karena harus berdesak-desakan, maka kini Soto Afung juga sudah membuka cabang di berbagai tempat. Salah satunya ada di kawasan Greenville dan Pesanggrahan.

(Baca juga: Chinese food paling worth it di kawasan Glodok!)

Lanjut ke Bagian Kedua…

Enam makanan di atas baru “bagian depan” dari Gang Gloria. Masih ada banyak! Masih ada bebek panggang Sedap Wangi yang menurut saya adalah bebek panggang / bebek Peking terenak se-Jakarta, lontong sayur Gang Gloria yang mahal namun digemari, kari bihun khas Medan, sampai gado-gado Direksi yang legendaris itu. Akan saya tuliskan di bagian kedua.

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *