Bakmi Goreng Kucai Gang Tikar, Legenda di Ujung Gang

Sekitar tahun 2013, saya sempat memiliki hobi mendatangi berbagai tempat makan di sekitar Petak Sembilan dan Jl. Gajah Mada dan mencicipi hidangan di sana satu per satu. Dari hobi itu saya menjadi tahu banyak tempat makan yang lezat dan legendaris di daerah sana. Tapi ada satu tempat yang saya sering saya lihat tetapi tidak pernah saya datangi, letaknya di ujung sebuah gang yang terlihat dari Jl. Gajah Mada (arah Kota Tua), tepatnya di seberang Lindeteves Trade Center, persis sebelah Bakmi Apo. Tempat berjualannya hanya sepetak sehingga terlihat sempit. Alasan saya waktu itu belum tertarik mencobanya adalah saya mengira tempat ini hanya berjualan masakan Chinese food untuk lauk nasi, dan saat itu saya berkeliling sendirian, sehingga saya tidak mungkin memesan beberapa lauk dan menghabiskannya sendiri.

Setelahnya saya melanjutkan S2 dan bekerja di universitas, dan tempat ini terlupakan….

Hingga akhirnya saya melihat dari postingan Tirta Lie tentang bakmi kucai yang lezat di sekitar Jl. Gajah Mada. Saya melihat fotonya dan terlihat menggiurkan sekali. Dari postingan itu saya mengetahui bahwa lokasi berjualannya berada di Gang Tikar, dan setelah saya melacaknya menggunakan Google Map… ternyata ini adalah petak kecil di Jl. Gajah Mada yang pernah membuat saya penasaran tetapi belum saya coba!

Maka saya pun akhirnya coba mendatanginya.

Saat itu pukul 14.00 WIB, sehingga sedang tidak ada yang makan di tempat. Ini kabar baik, sebab tempat ini hanya memuat 3-4 orang saja untuk makan di tempat, itupun harus sikut bertemu sikut. Saya langsung memesan mie goreng kucai. Sang encek langsung menyalakan kompor, mengeluarkan bunyi wok dan spatula yang beradu, dan aroma harum tumisan pun menyentuh indra penciuman.

Seporsi mie goreng kucai sudah datang.

Kesan pertama saya adalah, mie goreng ini harum sekali! Aroma char yang berasal dari kombinasi wok tua dan api besar ini benar-benar distinguished. Konon dua faktor ini sangat menentukan kelezatan sebuah sajian tumisan dan gorengan. Wok bersifat menyerap aroma dan bumbu dari masakan-masakan sebelumnya, sehingga semakin lama digunakan, masakan akan lebih mantap; sedangkan api besar mampu membuat aroma makanan keluar dengan maksimal. Belum lagi bumbu-bumbu yang digunakan, lengkaplah sudah.

Rasanya pun tidak main-main. Aroma smoky dengan citarasa manis gurih menjadi poin kelezatan utama hidangan ini. Mienya juga kenyal karena menggunakan mie basah segar, bukan mie kering yang teksturnya cenderung lembek. Aroma kecap manis yang terkaramelisasi dengan baik di atas api panas pun memperkuat kelezatan hidangan ini. Topping-nya pun tergolong memuaskan: ada kucai, bakso ikan, irisan daging ayam, irisan daging babi, udang, dan telur. Nikmat mana lagi yang kau dustakan!

Setelah mencicipi mie ini beberapa suap, saya menuangkan beberapa sendok acar timun dan saus sambal untuk menambah cita rasa. Acar timunnya tidak terlalu asam maupun manis, sehingga dapat berfungsi maksimal untuk memberikan rasa segar dan tekstur renyah. Sedangkan saus sambalnya terasa asam, menurut saya kurang cocok untuk dicampurkan ke dalam hidangan ini tetapi saya pakai sedikit untuk memberikan rasa pedas.

Tidak lama, seporsi mie goreng kucai ala Gang Tikar ini pun habis. Seporsi mie goreng kucai dihargai Rp55.000 (harga per 10 September 2022). Mahal? Ah, menurut saya untuk hidangan selezat ini dengan topping yang bervariasi, harga Rp55.000 masih bisa diterima.

Oh iya, meskipun tempatnya hanya sepetak, banyak orang yang memesan dan menyantapnya di dalam mobil. Selain itu, selama saya makan di tempat selama 15-20 menit, sudah ada sekitar 4 orang yang datang untuk memesan, padahal sudah jam 14.00 lewat (sudah bukan jam makan siang). Laris manis!

Untuk minuman, mereka tidak menyajikan teh tawar hangat yang sebenarnya cocok untuk dihidangkan bersama mie goreng ini. Pilihannya hanya dua, air mineral botolan atau teh botol. Kebetulan saya membawa botol air sendiri sehingga tidak memesan minum di sini.

Simpulannya, ini adalah salah satu mie goreng terlezat yang pernah saya makan. Saya pasti akan datang kembali dan mengajak teman-teman dekat untuk ikut mencicipi kelezatannya.

Bakmi Kucai Gang Tikar (Moyan)

Jl. Gajah Mada No.223A, RW.6,
Kel. Glodok, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat
Jam buka: Senin-Sabtu, 08.00 – 14.30

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *