Itinerary 1 Hari di Kota Batik Pekalongan versi Garvin Goei

Bagi yang ingin berkunjung dan berwisata ke Kota Pekalongan, saya mencoba untuk menyusun itinerary perjalanan selama di sana. Pekalongan bisa selesai dijelajahi dalam waktu 1 hari saja, atau 2 hari bila ingin lebih santai. Anggaplah tiba di Pekalongan pada pagi hari, maka itinerary dimulai pada pukul 7. Namun sebenarnya waktunya bisa disesuaikan berdasarkan jam tiba; yang penting, enjoy the trip!

1. Pagi (07.00 – 09.00): Jajan Pasar di Pasar  Sorogenen atau Toko Kue Ny.Djoe

kue Ny. Djoe

Saatnya sarapan! Pesanlah hotel tanpa paket sarapan, karena tersedia banyak sekali jajanan pasar tradisional khas Pekalongan yang harus kita coba. Pergi ke Pasar Sorogenen adalah pilihan yang baik, di sana kita bisa menemui Ibu-Ibu yang berjualan aneka jajan pasar seperti gethuk, srintil, sengkuni, dan sebagainya. Sempatkan juga mampir ke toko kue Ny. Djoe yang ada di Jl. Sumatra. Mulai berjualan dari jam 7 pagi (dan pada jam 9 biasanya sudah hampir habis), toko kue Ny. Djoe sudah berjualan selama 3 generasi dan kini dipegang oleh cucu menantunya yang ramah sekali. Ada berbagai macam kue yang dijual di sini, tetapi yang paling kesohor adalah kue wajik dan kue lumpang. Di sini juga bisa ditemukan kue putu ler yang sudah langka. Meski harga kuenya memang sedikit lebih mahal dibanding penjual kue-kue lainnya, tetapi kue racikan Ny. Djoe memiliki citarasa yang pas dan penuh dengan nuansa nostalgia.

2. Pagi (09.00 – 11.00): Berkunjung ke Museum Batik Pekalongan

museum batik pekalongan

Sebagai kota yang dijuluki sebagai Kota Batik, tentu Museum Batik Pekalongan menjadi tempat wisata wajib di sini. Museum ini buka setiap hari dari pukul 8 pagi sampai 3 sore. Ada 3 ruang pameran dengan 1 ruang workshop, di mana batik-batik yang dipamerkan pada masing-masing ruangan bersifat tematik dan akan diganti setiap tahunnya. Di ruang workshop, kita bisa ikut membatik dengan peralatan yang sudah disediakan.

3. Pagi (11.00 – 12.00): Menyegarkan Diri di Pabrik Limun Oriental

limun oriental pekalongan

Anak tahun 90-an pasti tahu minuman yang bernama “limun”. Jauh sebelum minuman soda merk barat masuk ke pasar Indonesia, minuman ringan bersoda yang beredar disebut dengan limun. Namun perlahan-lahan limun-limun tersebut kehilangan pasar dan satu-persatu pabrik mulai tutup. Salah satu pabrik limun yang masih bisa bertahan dari gempuran minuman soda merk barat adalah Limun Oriental. Pabriknya terletak di kawasan Jetayu dan bisa kita kunjungi. Kabar baiknya, kita juga bisa membeli dan meminum langsung di tempat! Pemilik pabrik sudah menyediakan sebuah ruangan dengan aneka meja-kursi layaknya kafe. Keotentikan bangunan gedung dan interior yang vintage masih dipertahankan, sehingga suasana jadoel-nya masih terasa. Wajib datang!

4. Siang (12.00 – 13.00): Santap Siang di Pekalongan, Banyak Kuliner Enak!

warung makan pecak ikan

Selain batik, pesona utama Kota Pekalongan adalah wisata kulinernya. Coba menu nasi megono, garang asam, tauto, atau pecak panggang sebagai santap siang. Salah satu rumah makan yang sangat saya rekomendasikan adalah Waroeng Makan Pecak Ikan yang terletak di Jl. Jawa (orang-orang lebih mengenalnya sebagai Kandang Banteng). Meskipun tidak seterkenal rumah makan Masduki atau H. Zarkasi, tetapi menurut saya tempat makan ini justru yang terbaik di Pekalongan! Hampir semua menunya dimasak dengan bumbu yang pas dan enak. Favorit saya adalah nasi megono, garang asam, dan pecak panggang (pilih ikan cucut). Rasanya juara!

Atau, rekomendasi lainnya, coba baca 11 kuliner khas Pekalongan yang sudah saya cicipi di sini.

5. Siang (13.00 – 16.00): Belanja Batik

Jangan lupa untuk berbelanja oleh-oleh bagi kerabat di kota asal! Buah tangan khas Pekalongan, tentu saja, adalah batik. Untuk urusan ini, silakan googling saja, karena banyak sekali tempat untuk berbelanja batik di Pekalongan, baik dalam skala grosiran hingga butik.

6. Sore (16.00 – 18.00): Wisata Bahari PPNP 

wisata bahari pekalongan

Terletak di Pantai Utara, Pekalongan sebenarnya juga memiliki obyek wisata bahari yang cukup menarik untuk dikunjungi bersama keluarga. Lokasinya berada di PPNP (Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan). Di sini kita bisa bermain di taman anak-anak yang sudah disediakan, menikmati suasana pantai, sampai berkunjung ke mini seaworld. Meski tidak sebesar Seaworld di Jakarta, tetapi koleksi ikan-ikan di sini tetap bermanfaat dan informatif. Wisata Bahari PPNP sangat cocok untuk liburan keluarga.

7. Malam (19.00 – 20.00): Kuliner Malam di Alun-Alun Pekalongan

Di malam hari, pastikan untuk berkunjung ke alun-alun Pekalongan. Di sini terdapat banyak sekali kuliner khas Pekalongan yang bisa dicicipi: lontong opor, tauto (tauco soto), mie ayam, bakso, seafood, nasi megono, dan sebagainya. Garang Asem Hj. Masduki yang kesohor itu juga berada di sekitar alun-alun. Pastikan untuk mencicipi segelas wedang alang-alang untuk menghangatkan diri, sambil menikmati suasana Kota Pekalongan yang tenang.

8. Malam (19.00 – 20.00): Makan Malam di Nostalgia Restaurant, The Sidji Hotel

the sidji hotel pekalongan

Atau ingin makan malam yang lebih fancy? Cicipi masakan di Nostalgia Restaurant, The Sidji Hotel. Gedungnya adalah bangunan tua peninggalan saudagar Tionghoa yang berdagang batik di Kota Pekalongan. Keotentikan gedung masih terjaga, sehingga nuansa vintage-nya kental sekali. Di bagian restoran pun demikian, dekorasi bergaya vintage dengan alunan pelan lagu-lagu jadoel memberikan kesan tradisional yang menyenangkan. Menunya pun menarik, mengusung konsep nostalgia masakan peranakan, saya mencicipi beberapa menu seperti: (1) ayam nostalgia, ayam goreng dengan saus mangga dengan jejak aroma bunga kecombrang yang aromatik, (2) ikan pantai pesisir, dori goreng dengan balutan saus lada hitam yang creamy, dan (3) tahu telur yang disajikan menumpuk seperti menara. Jangan lupa, pesan juga The Sidji Tea, teh hitam dengan aroma sereh yang menenangkan. Harganya masih masuk akal dan rasanya juga enak!

Well, demikian itinerary perjalanan di Kota Pekalongan versi saya. Enjoy the trip!

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *