Daun Hijau adalah salah satu nama tenant di Taman Makan Minum Chandra, sebuah foodcourt yang terletak di dalam Gedung Chandra, Glodok. Anda bisa menemukannya di lantai 1 (lantai dasar) gedung ini. Daun hijau merupakan salah satu Chinese food tenant yang sudah legendaris di sini, sudah ada sejak 1971. Awalnya Daun Hijau berjualan di Gedung Gloria, yang kemudian gedung itu terbakar pada tahun 2009 sehingga harus pindah ke Gedung Chandra.
Meski “Daun Hijau” lahir pada tahun 1971, namun resepnya jauh lebih tua dari itu. Shinta Marina, sang owner, merupakan cucu dari Ng Sik yang membuka restoran dengan nama “Chung Yen” di Molenvliet pada tahun 1930an. Saya tidak berani bilang resepnya masih otentik, tetapi jika Daun Hijau bisa bertahan dari 1971 sampai saat ini (50 tahun saat saya menuliskan ini), maka tentu masakannya istimewa.
Siap-siap, begitu memasuki foodcourt ini, berbagai pelayan akan langsung menghampiri Anda menawarkan makanannya. Pilihannya sebenarnya banyak, untuk Chinese food sendiri ada San Ik, Mutiara, dan Daun Hijau. Masing-masing sudah pernah saya coba dan akan saya tuliskan juga review-nya di sini.
Pesanan saya yang pertama adalah sapo mun ikan, salah satu hidangan khas dan andalan tempat ini. Sebuah mangkuk sapo besar berisi ikan gurame yang dimasak kuah bersama talas dan tahu goreng. Selagi hangat, saya langsung menyiduk kuah untuk dicicipi. Dari kusahnya, saya menemukan bahwa bumbu dasar dari hidangan ini adalah tausi, sejenis fermentasi kedelai hitam yang tekstur dan aromanya mirip tauco. Kuahnya gurih dan konsistensinya pas. Guramenya juga gurih, bertekstur lembut, dan tidak berbau tanah. Jangan lupa tambahkan daun ketumbar / yansui yang dihidangkan sebagai pelengkap untuk menambah aroma. Selain ikan gurame, kita juga bisa meminta jenis ikan lain atau kodok untuk dimasak dengan cara seperti ini.
Hidangan selanjutnya adalah dadar tiram atau tertulis “goreng tirem” di buku menu. Telur dadar berisi tiram dalam porsi yang besar tersaji begitu menggugah selera. Kesan pertama saya dari hidangan ini adalah, rasa tiramnya kuat sekali! Potongannya besar-besar dan banyak, sehingga rasa tiramnya mendominasi telur. Bagi saya ini enak karena terasa seperti memakan dadar tiram yang sesungguhnya, bukan telur dadar dengan irisan tiram yang seadanya. Namun bagi beberapa orang, isian tiram yang sebanyak dan sebesar ini mungkin kurang nyaman karena aroma tiramnya menjadi sangat kuat. Tapi ini termasuk hidangan yang saya favoritkan.
Terakhir, saya memesan menu sayuran. Sebenarnya hotplate kangkung menjadi salah satu menu yang paling sering dipesan di sini, tetapi kali ini saya mencoba hotplate kailan sapi. Sesuai namanya, menu ini adalah kailan yang ditumis kemudian disajikan di atas piring hotplate. Begitu disajikan, suara gemericik hotplate dan asap yang mengebul tinggi langsung menyambut kami. Seru! Kailannya enak dan dimasak dengan tingkat kematangan yang pas sehingga teksturnya masih renyah namun tidak mentah. Irisan daging sapinya juga empuk dan cocok dipadukan dengan kailan. Telur puyuhnya, yang direbus kemudian digoreng, memberikan tekstur tambahan dalam masakan ini. Dari rasa dan aroma, sepertinya bumbu dasarnya adalah bawang putih dan saus tiram. Menu hotplate kailan atau kangkung ini tidak harus dimasak bersama daging sapi, bisa juga diganti dengan ayam, babi, atau seafood.
Secara keseluruhan, hidangan Daun Hijau tergolong enak. Bumbunya berani dan tidak tanggung-tanggung dalam memasukan bahan. Porsinya besar sekali, tiga menu ini seharusnya disantap oleh empat sampai lima orang, atau bahkan enam. Karena itu, jika datang berdua atau bertiga lebih baik pesan dua menu saja (itupun juga belum tentu habis, tetapi kita bisa minta dibungkus bila tidak sanggup menghabiskan). Namun jika diizinkan memberi masukan, penggunaan garam bisa lebih berani sedikit, karena menurut saya rasanya hanya kurang asin. Sayang, sebab bumbu dan bahan lainnya sudah berani, tetapi rasanya kurang asin sedikit sekali. Tetapi bisa saja ini karena penggemar masakan mereka biasanya berasal dari generasi ayah dan kakek saya, yang tidak suka makanan terlalu asin. Ini subjektif, lagipula jika kurang asin kita bisa meminta garam atau kecap.
Harganya juga oke. Untuk masakan yang porsinya besar, menurut saya ini worth it sekali, apalagi untuk dadar tiramnya yang benar-benar seperti makan tiram berbalur telur. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Sapo ikan: Rp120.000
Kailan hotplate: Rp85.000
Tiram goreng / dadar tiram: Rp80.000
Nasi putih: 3 x Rp8.000 = Rp24.000
Total: Rp309.000 – (harga Desember 2020)
Jika ini makan berlima atau berenam, dengan tambahan 3 porsi nasi putih lagi (ekstra Rp24.000), maka per orangnya kira-kira: Rp333.000 dibagi 6, menjadi sekitar Rp55.500 per orang. Sangat worth, mengingat bahannya yang berani dan rasanya yang enak.
Daun Hijau – Canton Chinese Food & Seafood
Chandra Building Lt. Dasar
Jl. Pancoran No.33/35, Glodok, Jakarta Barat
Telp. 6492252 – buka pukul 10.00 – 18.00