Nasi Campur Bintang, Legendaris di Bandung

Akhir Juni 2024 kemarin saya memiliki urusan di Lembang, dan karena saya menggunakan kereta, maka saya harus singgah terlebih dahulu di Kota Bandung. Ketika saya mengunjungi Kota Bandung, ada satu jalan yang selalu saya kunjungi: Jl. Kelenteng.

Ada dua alasan Jalan Kelenteng menjadi favorit saya. Pertama, di sana ada kelenteng tertua di Bandung yang memiliki nilai budaya dan historis tinggi; kedua, ada beberapa spot makan yang menarik di sana, seperti:

  • Nasi campur Bintang,
  • Nasi campur Hokkie,
  • Ambokueh Kelenteng, dan
  • Kopi Kelenteng.

Salah satu yang saya datangi adalah Nasi Campur Bintang, yang konon merupakan salah satu tempat makan nasi campur pertama di Bandung.

Nasi Campur Bintang Kelenteng, Bandung

Meski menjadi tempat makan yang legendaris, rumah makan Bintang sudah relatif modern, sudah direnovasi sedemikian rupa. Juru saji dan kasir dari rumah makan ini kesemuanya adalah ibu ibu Tionghoa berusia paruh baya, atau bahkan warga senior. Kehadiran mereka menambah kesan klasik, dan seolah menegaskan kepada saya bahwa “percayalah, masakan di sini enak karena kami sudah berpengalaman memasak!”

Saya pun memesan seporsi nasi campur dengan pilihan nasi hainam (ada dua pilihan, nasi putih atau nasi hainam).

Tidak lama, tibalah sepiring nasi hainam dengan irisan chasiu (babi merah), ayam rebus, setengah butir telur yang dimasak kecap, baso goreng, babi panggang garing, sate babi, dan irisan kuping babi masak kecap.

Nasi Campur Bintang Kelenteng, Bandung

Nasi hainamnya terasa kurang wangi, meski penampilannya meyakinkan karena berwarna kecoklatan. Ekspektasi saya, nasi hainam itu memiliki harum kaldu dan jahe yang cukup kuat, juga terasa sedikit gurih; tetapi ekspektasi saya tidak terpenuhi di sini. Aroma kaldu sangat ringan, dengan tekstur nasi yang agak lembek tapi masih baik untuk dikonsumsi.

Sedangkan untuk per-daging-an, semuanya terasa baik-baik saja mesti tidak istimewa. Chasiu mungkin terasa sedikit keras, tetapi masih bisa dikunyah sehingga bukan masalah besar. Demikian juga dengan telur kecap, babi panggang garing, dan irisan kuping babi yang baik dari segi rasa dan tekstur tergolong baik-baik saja. Baso gorengnya mungkin karena sudah dingin, jadi agak alot, tetapi masih termaafkan. Sate babi terasa enak, citarasa manis mendominasi dengan aroma ketumbar yang cukup terasa.

Nasi Campur Bintang Kelenteng, Bandung

Jangan lupa juga untuk mencoba kuah sayur asin yang menjadi pelengkap hidangan. Rasa kuahnya asin segar dengan aroma kaldu babi yang lumayan terasa. Cocok untuk disiram ke nasi atau disantap selayaknya sup.

Secara umum, nasi campur hainam di kedai Nasi Campur Bintang tergolong baik-baik saja. Memang tidak tergolong istimewa, tetapi barangkali bila ingin mencicipi nasi campur legendaris di Bandung, dapat mampir ke sini.

Oh iya, seporsi dihargai Rp70.000 dan segelas teh dihargai Rp5.000. Mungkin dari segi harga sedikit mahal?

Nasi Campur Bintang
Jl. Kelenteng No.40, Kb. Jeruk,
Kec. Andir, Kota Bandung, Jawa Barat 40181
Jam buka: 07.00-18.30

  • Rasa: B (baik baik saja tetapi tidak istimewa)
  • Tempat: B+ (bersih dan terang, menggunakan kipas angin sebagai penyejuk)
  • Harga: C (agak mahal)
  • Pelayanan: B+ (pelayan cukup sigap)
Nasi Campur Bintang Kelenteng, Bandung

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *