Jalan Cibadak, Tempat Wisata Kuliner Favorit di Bandung

Di mana tempat wisata kuliner favorit anda? Pertanyaan ini mempunyai jawaban yang subjektif, tetapi jawaban yang diberikan selalu menarik dan membuat saya penasaran untuk mendatanginya. Kalau saya ditanya ini, jawaban yang saya berikan bergantung pada kotanya. Misalnya, Glodok dan Menteng merupakan tempat wisata kuliner favorit saya di Jakarta; sedangkan bila berada di Surabaya, kawasan Pasar Atom adalah tempat yang terbaik untuk berburu makanan enak. Beda lagi jawabannya bila saya sedang berada di Semarang, kawasan Jalan Lombok adalah spot terbaik saya mencari kuliner-kuliner lezat khas Semarang.

Dari jawaban-jawaban itu, saya menarik satu simpulan: destinasi wisata kuliner yang enak biasanya berada di kawasan Pecinan alias Chinatown. Baik Glodok, Pasar Atom, dan Jalan Lombok merupakan kawasan Pecinan dari kotanya masing-masing. Karena berada di kawasan Pecinan, di daerah tersebut biasanya juga terdapat kelenteng bersejarah (sebut saja, kelenteng Jin De Yuan di Glodok, Hok Tien Hian di sekitar Pasar Atom, dan Tay Kak Sie di kawasan Jalan Lombok). Menariknya lagi, di kawasan-kawasan ini pula pusat perdagangan berada, atau setidaknya berada dalam jarak dekat dengan sentra perdagangan kota tersebut. Mungkin ini penjelasannya: orang Tionghoa senang berdagang, sehingga mereka membuka tempat berdagang di sekitar tempat tinggal mereka; dan di tempat perdagangan terdapat banyak orang, ada pemilik toko, karyawan toko, dan pembeli. Sentra perdagangan pasti ramai, dan berjualan makanan di tempat yang ramai adalah ide yang sangat bagus. Jadilah kawasan Pecinan biasanya menjadi sentra perdagangan sekaligus destinasi wisata kuliner legendaris.

Penjelasan yang sama juga terjadi di Kota Bandung. Jalan Cibadak adalah tempat wisata kuliner favorit saya dari kota kembang ini. Dan, sama juga, pada siang hari Jalan Cibadak adalah tempat orang Tionghoa melakukan perdagangan, dan pada malam harinya Jalan Cibadak menjadi sentra kuliner. Tak jauh dari sini juga, terdapat kelenteng tertua di Bandung, yakni Hiap Thian Kong atau lebih dikenal sebagai Kelenteng Satya Budhi.

Saking sukanya saya dengan Jalan Cibadak, dalam setiap kunjungan saya ke kota Bandung saya pasti akan mencari makan di sini! Alasannya banyak. Pertama, tempat ini berada di dekat pusat kota sehingga mudah untuk diakses. Kedua, di sepanjang jalan ini berjejer puluhan pedagang dengan masakannya yang beragam. Dan ketiga, street food tidak akan pernah salah: suasananya sederhana tapi rasanya enak!

jalan cibadak 2

Setiap malam Jalan Cibadak selalu ramai didatangi pengunjung. Suasana semakin ramai lagi di akhir pekan, sampai kesulitan mencari tempat parkir! Maka, menggunakan sepeda motor atau kendaraan umum adalah cara terbaik untuk menjangkau tempat ini.

Pertanyaannya, apa saja makanan yang enak di tempat ini? Jawabannya: hampir semua makanan di Jalan Cibadak itu enak-enak! Tapi agar mudah untuk memutuskan pilihan, saya memberikan beberapa rekomendasi makanan terbaik di Jalan Cibadak:

1. Soto Pak Simon

Soto Pak Simon selalu membuat saya kangen! Pertama-tama, soto yang disajikan di sini adalah Soto Bandung, yakni soto dengan kuah kaldu bening (tanpa santan) dengan potongan daging sapi, irisan lobak, dan taburan kacang kedelai goreng. Soto jenis ini jarang saya temui di kota-kota lain. Kedua, rasa sotonya enak sekali! Kuah kaldunya harum dan gurih, irisan lobaknya empuk, dan yang paling penting, tekstur daging sapinya lembut sekali! Juara banget!

soto pak simon

soto bandung pak simon

Kekurangannya hanya satu: antreannya panjang sekali! Siap siap mengantre jika ingin mengantre ke sini, bahkan sampai harus mengambil nomor saking ramainya. Tapi usaha untuk menunggu masih sangat sebanding dengan rasa soto yang lezat, sih.

2. Nasi Campur 88

Semoga tidak berlebihan apabila Nasi Campur 88 saya juluki sebagai best nasi campur in Bandung. Sebenarnya racikan nasi campurnya sama saja dengan racikan nasi campur di tempat lain, tapi entah mengapa rasanya lebih enak dari tempat-tempat lain! Nasinya adalah nasi putih, sedangkan untuk topping-nya kita diberikan char siew (daging merah panggang), samcan goreng, setengah butir telur kecap, daging ayam rebus yang disuwir, bakso goreng, dan otak-otak. Samcan gorengnya garing dan char siew-nya harum gurih. Kedua hal ini yang mungkin membuat Nasi Campur 88 terasa lebih enak dibanding nasi campur lainnya (yang sebenarnya juga enak).

nasi campur 88 bandung

Kekurangannya juga satu- sama seperti Soto Pak Simon – yakni antreannya yang panjang bahkan sampai harus mengambil nomor. Tapi saya rasa layak untuk ditunggu, sih!

3. Samcan Goreng Epenk

Samcan Goreng Epenk sebenarnya salah satu tempat makan favorit saya di Jakarta! Awalnya saya kira Epenk hanya ada di Jakarta, tetapi ternyata yang berada di Muara Karang (Jakarta) adalah cabangnya, sedangkan Samcan Goreng Epenk sendiri justru berasal dari Cibadak. Bedanya, Samcan Goreng Epenk yang di Cibadak hanya sebuah tempat makan berupa tenda, sedangkan yang di Muara Karang sudah berupa rumah makan. Saat saya mengetahui bahwa Samcan Goreng Epenk justru berasal dari Cibadak, maka saya langsung datang dan mencobanya langsung!

Ternyata tempatnya ramai juga, perlu menunggu tetapi tidak sampai harus mengambil nomor seperti Soto Pak Simon atau Nasi Campur 88. Mungkin karena cabangnya sudah banyak sehingga orang-orang tidak perlu harus datang ke Cibadak untuk mencicipinya. Saya memesan nasi campur yang merupakan menu andalan (dan utama) dari tempat ini. Sebelumnya, perlu diketahui dulu bahwa nasi campur di Epenk berbeda dengan nasi campur di tempat lainnya. Nasi yang tersedia hanya ada nasi putih, dan topping-nya hanya terdiri dari irisan samcan goreng, bakso goreng, dan telur kecap. Sederhana! Tapi di balik kesederhanaan menunya, justru terdapat citarasa yang enak.

Juaranya, tentu saja di samcan gorengnya. Garing sekali! Samcan goreng di Epenk merupakan samcan goreng terbaik yang pernah saya makan (itu juga yang membuat saya sering mengunjungi cabang-cabang Epenk di Jakarta). Belum lagi kuah kecap hitamnya yang menambah rasa gurih legit dan sambalnya yang tak kalah juara, ya.

samcan epenk

Selain nasi campur, Epenk juga menyediakan menu nasi samcan sambal matah dan nasi samcan saus telur asin. Saya sudah mencoba menu-menu tersebut di cabang Jakarta, tetapi menurut saya yang terbaik tetap nasi campurnya.

Oh iya, apakah nasi campur Epenk yang di Cibadak rasanya berbeda dengan yang di Jakarta? Beda! Rasanya lebih enak (lebih harum dan lebih gurih). Entah karena sugesti atau tidak.

Wajib coba!

4. Kobe Tepanyaki

Saya penasaran dengan tempat ini karena selalu ramai, padahal Kobe sampai buka dua rumah makan di Jalan Cibadak!

Di tengah menu-menu Chinese food di sepanjang Jalan Badak, Kobe justru menawarkan menu masakan Jepang. Sebenarnya juga ada menu masakan China, tetapi menu andalannya lebih bergaya Jepang. Sebut saja salmon sushi, beef tepanyaki, tempura, aneka bento, dan lainnya.

kobe japanese food cibadak

Saya mencoba paket hemat (meskipun namanya paket hemat, tapi harganya malah lebih mahal dibandingkan dengan menu lainnya) dan mendapatkan seporsi nasi bersama beef tepanyaki, chicken katsu, aneka tempura, dan salad. Gorengannya renyah dan gurih sekali. Porsi udang goreng dan katsu juga cukup melimpah. Uniknya, dalam paket ini juga terdapat bakso sapi yang digoreng tepung. Kenyal kenyal dan crispy! Memang bukan restoran Japanese food terbaik yang pernah saya makan, tapi dari segi harga dan rasa, makanan di Kobe Tepanyaki wajib dicoba, loh! Masakan Jepang ala street food!

(Jadi kepingin ke sana lagi kan).

5. Nasi Goreng Samcan Ahien

Sama seperti tempat makan lainnya di Jalan Cibadak, tempat ini juga tak kalah ramainya dan perlu mengantre. Menunggunya kira-kira perlu sampai 30 menit (di hari Minggu)! Tapi lagi-lagi, menurut saya tempat ini memang layak dikunjungi sekalipun harus menunggu lumayan lama.

Sesuai dengan nama lapaknya, tempat ini menjual nasi goreng dengan topping samcan. Sebenarnya tidak hanya ada samcan, tetapi juga ada char siu dan lapciong (sosis babi). Coba pesan nasi goreng dengan topping lengkap! Samcannya garing dan gurih dan char siu-nya empuk. Nasi gorengnya juga enak sekali, nampaknya ditumis dengan minyak babi sehingga harum dan terasa gurih. Dengan acar timun dan sambal yang cukup pedas, rasanya jadi semakin nikmat. Dan yang paling penting lagi, porsinya besar! Porsi nasi gorengnya sendiri saya rasa bisa dihabiskan untuk dua orang. Topping char siu-nya juga melimpah.

NASI GORENG SAM CAN "AHIEN"

Harganya? Rp55ribu (harga per Juli 2019) untuk seporsi nasi goreng lengkap, tapi dengan porsi yang besar dan rasa yang enak, tergolong sangat layak untuk dicoba.

Bagaimana dengan lapak makanan lainnya di Jalan Cibadak?

Saya tidak pernah menghitung, tetapi saya rasa setidaknya ada 20 pedagang makanan di sepanjang Jalan Cibadak. Tentu saja saya belum pernah mencoba semuanya, tetapi kelima lapak di atas adalah lima tempat yang paling direkomendasikan di Jalan Cibadak. Pertanyaannya, bagaimana dengan lapak-lapak makanan lainnya? Enak atau tidak enak? Untuk mendapatkan jawabannya, saya mencoba untuk mencari sebuah lapak secara acak dan mencicipi makanannya. Cukup sulit untuk memilih, karena ada banyak sekali jenis makanan yang ditawarkan, mulai dari masakan Jepang, swike, roti bakar, bakmie, bubur, wedang ronde, sampai kue-kue tradisional.

jalan cibadak

Pilihan saya tertuju pada sebuah lapak gerobak yang menjual nasi campur. Berbeda dengan Nasi Campur 88, lapak ini bukanlah lapak makanan yang direkomendasikan di blog/vlog ataupun media sosial. Lapaknya pun sederhana, tidak ada nama yang memberikan identitas, hanya ada tulisan besar bertuliskan “Nasi Campur”. Saya pun duduk dan memesan seporsi nasi campur. Ekspektasi saya sebenarnya tidak terlalu tinggi karena tempat ini memang tidak pernah direkomendasikan di dunia maya.

Di luar ekspektasi, nasi campurnya terlihat lezat dan porsinya juga royal. Ada samcan garing yang dipanggang, char siu, bakso goreng, dan telur kecap. Ketika saya coba, rasanya enak! Samcannya memang segaring samcan Epenk, tetapi rasanya gurih dan dagingnya tebal. Char siu-nya juga empuk dan enak. Nasi hainamnya juga harum. Saus manisnya bisa ditambahkan sepuasnya untuk menambah rasa gurih manis. Dan yang menarik, kuah nasi campurnya berwarna merah! Biasanya kuah nasi campur adalah kuah sayur asin yang berwarna putih bening seperti kuah sop, tetapi di sini kuahnya berwarna merah bening. Ternyata ada campuran angkak di dalamnya guna menambah citarasa. Dari segi rasa dan penampilan, dengan skala 1 – 5, menurut saya tempat ini patut diberikan angka 4,5. Enak! Bahkan tidak kalah dengan Nasi Campur 88. Harganya juga lebih murah (sekitar Rp35ribuan per Juli 2019), tidak perlu mengantre pula. Menurut saya sih tempat ini justru harus masuk ke dalam daftar rekomendasi!

nasi campur cibadak

nasi campur cibadak

Bagi yang penasaran di mana tempatnya, lapak ini belum terdaftar di Google Maps. Tapi sebagai patokan, letaknya ada di seberang lapak Swike Jatiwangi.

Semoga tidak terlalu cepat, tetapi saya menyimpulkan bahwa, bahkan lapak-lapak makanan di Jalan Cibadak yang tidak masuk daftar rekomendasi pun juga enak!

Akhirnya, dari sini, saya juga melakukan simpulan kedua bahwa Jalan Cibadak adalah destinasi wisata kuliner Bandung yang patut didatangi. Semua enak!

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *