Mencicipi Menu Warisan ala HERITAGE by Tan Goei (d/h Miranda), Menteng

Well, saya sangat suka makanan, apalagi makanan yang sudah legend alias tempat makan yang sudah berjualan selama puluhan tahun. Di Jakarta ada banyak tempat makan yang seperti ini, saya biasa menemukannya di kawasan Pluit, Jelambar, Glodok, Cikini, terutama Menteng. Kalau sedang kangen masakan-masakan pecinan jadul, bisa mampir ke Glodok; tapi kalau sedang kangen masakan Indonesia-Belanda jadul, bisa mampir ke Menteng dan Cikini.

Banyak restoran jadul di daerah Menteng-Cikini, dan banyak juga yang ingin saya coba. Salah satunya adalah HERITAGE by Tan Goei, yang berada di Jalan Gondangdia. Nama asli dari restoran ini adalah Tan Goei, yang sudah ada sejak tahun 1969 oleh sepasang suami istri berdarah Tionghoa yang bermarga Tan dan Goei. Sempat berganti nama menjadi Miranda akibat pelarangan penggunaan bahasa asing pada zaman itu. Sempat ditutup karena terbakar, namun kini restoran masakan Indonesia-Peranakan ini dibuka kembali oleh generasi ketiga dengan nama HERITAGE by Tan Goei.

Lokasinya sebenarnya tidak sulit dicari, tetapi plang namanya agak kecil sehingga kita harus jeli mencarinya. Saya sendiri menggunakan patokan Lara Djonggrang, karena lokasi Tan Goei ini persis di seberangnya. Jadi kalau sudah menemukan restoran Lara Djonggrang (yang jauh lebih mudah untuk ditemukan), maka tepat di seberangnya adalah Tan Goei.

heritage by tan goei

heritage by tan goei

Begitu masuk, tempatnya bagus sekali! Meski nuansa autentik restoran jadulnya sudah tidak dipertahankan dan diganti dengan suasana modern minimalis, tapi atmosfernya nyaman banget!

Menu makanannya ada beragam, dengan masakan ala Indonesia Peranakan dan Indonesia Belanda. Menu yang paling legendaris dan signature di sini adalah bistik lidah, yang akhirnya saya pesan karena penasaran dengan rasanya.

Bistik Lidah (Rp99.000 – update harga 2021)

Menu signature dari Tan Goei! Seporsi bistik lidah disajikan dengan potongan kentang goreng dan sayuran yang di-sautee, dihidangkan di atas hotplate. Sayurannya terdiri dari buncis, wortel, dan kembang kol, ditumis dengan mentega. Rasanya gurih dan harum karena penggunaan mentega dan bawang putih di dalamnya. Lidahnya dimasak dengan baik sehingga teksturnya empuk dan tidak ada bagian yang alot sama sekali. Saus jamurnya creamy dan gurih, cocok untuk disandingkan dengan lidah sapi yang empuk. Bagi saya yang sebenarnya tidak terlalu suka makan lidah sapi, menu ini tergolong enak. Berdasarkan teman saya yang penyuka hidangan lidah, bistik lidah sapi di sini memang patut diacungi jempol. Well, silakan buktikan sendiri saja.

heritage by tan goei

heritage by tan goei

Bistik Ikan (Rp99.000 – update harga 2021)

Menu lainnya yang saya coba adalah bistik ikan. Menu ini terdiri dari fillet ikan kakap putih dengan butter sauce. Sama seperti bistik lidah, menu ini juga disajikan bersama dengan kentang (bisa pilih mashed potato atau wedges) dan sayuran. Tekstur ikannya lembut dan tidak amis, dan butter sauce juga berhasil menambah citarasa bistik ikan ini. Lagi-lagi, tumisan sayurannya harum dan gurih.

Nasi Goreng Ham (Rp65.000 – harga per 2021)

Selain itu, menu nasi goreng ham juga menjadi menu yang direkomendasikan di restoran ini. Sebenarnya saya agak ragu memesan nasi goreng di restoran, karena biasanya nasi goreng gerobak pinggir jalan justru lebih enak. Tapi saya kali ini penasaran, apalagi di buku menu tertulis bahwa ini merupakan menu klasik favorit pada masanya. Dan rasanya ternyata memang enak sekali! Nasi digoreng (atau ditumis) dengan api yang panas sehingga memunculkan aroma char yang menjadi kekuatan utama nasi goreng ini. Selain itu, irisan ham dan daging ayamnya banyak sekali, sehingga harga Rp65.000 untuk seporsi nasi goreng masih bisa saya terima. Bagi yang ingin tahu perbandingannya, rasa nasi goreng ham di sini mirip dengan rasa nasi goreng di Solaria, namun dengan irisan ham dan daging ayam yang melimpah, plus suasana yang lebih mewah. Bagi saya harganya worth it.

Dory ala Meuniere (Rp98.000 – harga per 2021)

Soal harga, mahal atau tidaknya itu relatif. Seporsi bistik lidah sapi, bistik ikan, dan dua cangkir teh kurang lebih saya bayar seharga Rp300ribuan. Cukup worthy, apalagi tempatnya juga nyaman dan cocok untuk meet up bersama teman-teman.

heritage by tan goei

Bagi saya HERITAGE by Tan Goei cukup layak untuk dikunjungi. Setidaknya sekali, untuk tahu bagaimana citarasa bistik lidah sapi legendaris yang sudah “disajikan” sejak 1960an – meski saya sudah tiga kali datang ke sini.

Enjoy.

Langganan tulisan tentang wisata, kuliner, dan budaya Indonesia. GRATIS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *